PLTS Jadi Slousi Atasi Krisis Listrik di Desa Terpencil

Diposting oleh HIMATEM | Senin, Maret 09, 2015 | | 0 Komentar »


KE - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi solusi terbaik dalam mengatasi krisis listrik di desa terpencil khususnya di wilayah Kukar. PLTS bisa memenuhi kebutuhan listrik warga selama 24 jam. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kukar, Edi Damansyah.

"Dengan PLTS warga bisa menikmati listrik selama 24 jam meskipun penggunaannya dibatasi per rumah 260 watt/jam, seperti PLTS yang sudah terpasang di Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis," kata Edi ditemui Senin (2/3). Sedangkan pemasangan panel surya di tiap rumah warga dibilang kurang efektif. Menurutnya, pemasangan panel surya itu hanya mampu menyalurkan listrik ke rumah warga sebesar 50 watt/jam. Itupun tidak dalam waktu 24 jam.

"Kalau PLTS ini bisa lebih besar kapasitasnya dan biaya listrik warga juga lebih murah Rp 3.000/hari," tuturnya. PLTS yang sudah terpasang di Muara Enggelam dibiayai Pusat lewat APBN. Pemkab sangat mendukung upaya dari pemerintah pusat dalam mengantisipasi krisis listrik di daerah. Pemkab Kukar berharap ada PLTS di seluruh desa yang selama ini mengalami krisis listrik.

Sebelumnya, Bupati Kukar Rita Widyasari mengatakan, ada 36 desa di Kukar belum teraliri listrik. Sehingga Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (PKSDE) Kukar bakal mengambil alih pemasangan jaringan listriknya untuk kawasan hulu mahakam, seperti Kecamatan Tabang, Kenohan dan Kembang Janggut.

"Saya sudah melakukan uji coba di 9 desa melalui PKSDE karena PLN masih menunggu dana di 2015. Sehingga saya ambil tindakan cepat," kata Rita. Dia bertekad untuk menyambung jaringan listrik di beberapa desa yang selama ini belum teraliri listrik. Menurut Rita, PKSDE bisa mengkover semua dan membiayai pemasangan jaringan ke masyarakat sehingga tidak menjadi monopoli PLN. Nanti pembayaran listriknya melalui PKSDE. Di Kembang Janggut, power plantnya menggunakan biogas dari sawit sehingga tinggal membuat jaringan listrik ke masyarakat.

Sekedar diketahui, PLTS di Muara Enggelam sudah beroperasi dalam sebulan ini. Perangkat PLTS itu sendiri terdiri dari 150 lembar panel surya dan 144 unit baterai. Proyek pengadaan PLTS di Muara Enggelam ini menelan anggaran Rp 3,25 miliar dari APBN. Sejak dioperasikan, warga bisa menikmati listrik selama 24 jam. PLTS komunal ini memiliki kapasitas 30 kWp (kilowatt peak), lalu dibagi rata ke 169 rumah warga atau 690 jiwa.

Masing-masing rumah mendapat jatah listrik 260 watt/jam. Sedangkan krisis listrik di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, akan dipenuhi lewat pengadaan 100 unit panel surya oleh Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben). (Ags)

http://www.kabarenergi.com/berita-plts-jadi-solusi-atasi-krisis-listrik-di-desa-terpencil.html#ixzz3Tte5nz4i

0 Komentar

Posting Komentar