Istana Presiden Akan Menggunkan Listrik Tenaga Surya

Diposting oleh HIMATEM | Senin, Maret 09, 2015 | | 0 Komentar »


KE - Dalam mendorong penggunaan energi baru terbarukan. Istana Merdeka berencana akan menggunakan matahari sebagai sumber energi kelistrikan.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, pemerintah akan terus mengurangi penggunaan energi fosil. Sebagai gantinya, pemerintah akan menggunakan energi baru terbarukan "Kalau kita bicara ke depan, fosil itu semakin hari akan semakin turun. Jadi ke depan harus gunakan energi baru terbarukan, meski sekarang masih terasa mahal," kata Sudirman, di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (1/3/2015).

Sebagai bentuk nyata penggunaan energi baru terbarukan, pemerintah akan menggunakan listrik yang berasal dari energi matahari untuk mengaliri Istana Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. " Mendorong solar sel di Istana mendorong energi baru terbarukan, jadi ada komitmen di sana," ungkap Sudirman.

Tekait dengan, pengurangan penggunaan energi fosil, menurut Sudirman, penggunaan energi nuklir untuk kelistrikan bukan hal menakutkan, karena sudah banyak negara yang memanfaatkan energi tersebut.

"Kita jangan lagi takut berpikir nuklir, 13 negara yang menggunakan nuklir sedang meningkatkan kapasitasnya, beberapa pemerindah daerah wellcome, kami cari saja tempatnya," tuturnya.

Apa yang diucapkan oleh Sudirman tersebut bukan isapan jempol belaka. Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, kepulauan Batam sangat antusias untuk mengembangkan sumber energi baru. Salah satu teknologi yang mereka lirik adalah pengembangan PLTN.

"Kepulaun Batam sangat antusias bangun PLTN, mereka kerja sama dengan Rusia, sudah berkali-kali berdiskusi," kata Djarot, di Kantor BATAN, pada akhir tahun lalu.

Djarot melanjutkan, dalam pengembangan PLTN di Batam tersebut, pemerintah daerah juga menggandeng BATAN. Tetapi memang, keterlibatan BATAN tak terlalu banyak. Lembaga tersebut terlibat hanya sebagai lembaga penelitian dan pengembangan.

"BATAN posisi lembaga penelitian dan pengembangan, bukan policy maker energi nuklir," tuturnya.

Djarto pun belum tahu perkembangan kerja sama tersebut.  Namun ia mengakui pihak Rusia pun tertarik untuk mengembangkan energi nuklir di tempat tersebut. (Ags)

http://www.kabarenergi.com/berita-istana-presiden-akan-menggunakan-listrik-tenaga-surya.html#ixzz3Ttei9dQK

0 Komentar

Posting Komentar