Mengubah Sampah Menjadi Energi

Diposting oleh HIMATEM | Selasa, Desember 02, 2014 | , | 0 Komentar »


Kota Oslo, Norwegia, memiliki masalah kebalikan dari banyak kota lainnya:tidak memiliki cukup sampah.

Oslo telah membakar sampah untuk menghasilkan panas dan listrik sejak tahun 1967. Energi yang dihasilkan setara dengan sekitar 840 GWh, yang dihasilkan setiap tahun dari dua pembangkit di kota ini.

Kota ini memilah sekitar 410.000 ton sampah setiap tahun, mengubah limbah makanan menjadi biogas dan pupuk-bio, sampah plastik dibuat menjadi produk plastik daur ulang, dan limbah lainnya dibakar untuk mendapatkan panas distrik dan produksi listrik.

Di pembangkit listrik, panas dari pembakaran digunakan untuk menghasilkan uap guna menggerakkan turbin. Sekitar 160 GWh listrik diproduksi di dua pembangkit setiap tahun.

Pemanas distrik memanaskan air yang dipompa ke jaringan pipa. Rumah yang terhubung dengan pemanas distrik mendapatkan manfaat banyak dari sistem pengolahan sampah ini.

Sistem pengolahan sampah di kota ini bekerja dengan baik, sehingga Oslo kini harus mengimpor sampah untuk dibakar.

Pembangkit sampah-ke-energi yang digunakan modern dan cukup efisien. Ada kontrol ketat terhadap emisi dan dapat mencapai efisiensi konversi lebih dari 80%.

Jadi, apakah kita boleh memproduksi sampah sebanyak mungkin dan kemudian membakarnya menjadi energi? Tidak demikian – proses ini menghasilkan emisi rendah, tetapi tidak nol emisi. Segunung sampah akhirnya juga akan menghasilkan begitu banyak emisi karbon ketika dibakar.

Namun sistem ini terbukti memberikan banyak manfaat, Oslo kini mengimpor sampah dari Inggris, Irlandia dan Swedia. Negara ini juga bersaing untuk mendapatkan sampah dengan negara-negara Eropa lainnya karena ada ratusan pembangkit sampah-ke-energi di Uni Eropa.

Mengubah sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai merupakan suatu hal yang bagus karena hal ini berarti mengurangi sampah di TPA; tetapi menyebutnya sebagai "energi terbarukan" sedikit mengganggu karena sampah tetaplah sampah. Kita perlu mengurangi sampah, dan tidak ada pembenaran untuk menghasilkan lebih banyak sampah.

Sampah-ke-energi tidak hanya berarti pembakaran - ada banyak jenis pengolahan lainnya yang sudah beroperasi atau terus dikembangkan. Ini termasuk gasifikasi, depolimerisasi termal, pirolisis, penguraian digestion, fermentasi dll.

sumber : http://www.indoenergi.com/

0 Komentar

Posting Komentar