Beberapa pesawat tanpa awak pun sudah berhasil dikembangkan di Indonesia, seperti pesawat intai tanpa awak yang disebut Lapan SUAV-01 yang digunakan untuk tujuan pemantauan. Pesawat ini telah diuji coba untuk memotret kondisi Gunung Merapi pada ketinggian 2000 meter. Selain pesawat tersebut ada juga pesawatBPPT01A-200-PA7 yang diberi nama “Wulung” yang akan diproduksi berjumlah 3 unit untuk memenuhi kebutuhan kementrian Pertahanan. Pesawat tanpa awak ini akan digunakan untuk pengawasan transportasi, SAR, penelitian atmosfer, dan pengamatan vegetasi daerah kritis. Pengembangan pesawat ringan tanpa awak juga dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi, seperti UGM, ITB, dan ITS.
Rancangan dari Fakultas Teknik UGM misalnya, mengembangkan UAV model Quadcopter. Pesawat yang berjenis helikopter ini mempunyai 4 baling-baling yang bisa terbang kesegala arah bergerak secara horizontal dan vertikal dan dapat menjangkau ke berbagai sudut. Pesawat UAV UGM telah melakukan ujicoba memantau Candi Borobudur pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Dibekali sistem pemodelan citra berbasis fotogrametri, pesawat ini mampu mengambil gambar objek dengan resolusi 10 sampai 30 cm. Untuk pemotretan seluruh area Candi Borobudur, cukup dengan 4 sampai 6 foto.
sumber : http://ilmupengetahuan.org/
0 Komentar
Posting Komentar